News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

TNI Segera Produksi Film Pahlawan Perempuan Asal Aceh Laksamana Malahayati

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo

Laporan Wartawan Tribunnews.com,Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengutarakan keinginan TNI untuk dapat bekerjasama dalam memproduksi film tentang Tokoh Perempuan asal Aceh, Malahayati, saat menghadiri malam penganugerahan Festival Film Nusantara Tahun 2017 di Gedung Teater Taman Ismail Marzuki Jakarta Pusat, Selasa (10/10/2017).

"Mudah-mudahan tahun ini kita sudah mulai (produksi filmnya)," ujar Gatot.

Menurutnya, film sejarah tentang seorang intelijen kerajaan ini memerlukan proses yang panjang terutama dalam hal melakukan studi kepustakaannya.

Ia mengatakan tim menggali tentang Laksamana Malahayati hingga ke Luar Negeri yakni Turki.

"Baik, buat film malahayati ini memerlukan waktu karena kita studi banding belajar perpustakaannya sampai ke turki, " ujar Gatot.

Panglima juga menceritakan kekagumannya pada Malahayati, yang menjadi lulusan akademi angkatan laut di Aceh.

Baca: Villa Horor di Kawasan Puncak Ini Bikin Banyak Orang Merinding

Baca: Polemik Senjata, Panglima Konsisten Menolak Berkomentar

Baca: Diduga Akibat Cekcok, 3 Personil Brimob yang Amankan Pengeboran Minyak di Blora Tewas Tertembak

"Karena malahayati ini semakin digali semakin hebat. Pada tahun 1500-an ternyata di Aceh sudah ada akademi angkatan laut dan Malahayati adalah lulusan akademi angkatan laut di aceh. Dia juga menusukan rencongnya kepada laksamana musuh dan dia seorang wanita yang bertugas sebagai intelijen kerajaan," ujar Gatot.

Ia juga menyampaikan optimismenya terhadap film yang direncanakan akan diproduksi bersama sineas Internasional.

"Kemudian malahayati dalam pelayaran juga menggunakan kompas bintang yang sekarang dikenal, jadi mendunia pasti ini. Maka kita perlu mengadakan studi kepustakaan sehingga benar-benar cerita ini bisa dinarasikan sesuai study perpustakaan dan bisa dipertanggung jawabkan," kata Gatot.

Berita Populer

Berita Terkini